Pendaftaran Dual Kewarganegaraan bagi anak hasil Perkawinan Campur

Seperti yang saya udah janjikan di postingan sebelumnya,  kali ini saya pengen menuliskan pengalaman kami pas ngajuin permohona dual kewarganegaraan buat anak kami, Nasha Nadeera.  Keseluruhan prosesnya, alhamdulillah berjalan lancar tanpa ada halangan yang berarti...  Kini kita udah bisa bernafas lega deh, gak perlu dipusingin soal ijin tinggal kalo mau masuk ke Indonesia....

Pendaftaran ini kami lakukan di Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Hukum & Hak Asasi Manusia DKI Jakarta Jln. MT Hayono, Cawang.

Berikut ini persyaratan berupa dokumen yang harus disiapkan untuk masing masing anak yang di daftarkan.  Keterangan selanjutnya, nanti saya tuliskan di bagian bawah...

1. Surat Permohonan orang tua (yang WNI) ditujukan kepada Menteri Hukum & HAM melalui Kanwil DepHukham.  Diketik dan dilengkapi materai sebanyak 2 lembar
2. Fotocopy kutipan akte Kelahiran anak yang disahkan oleh pejabat yang berwenang (legalisir) sebanyak 2 lembar
3. Surat penyataan orang tua bahwa anak belum kawin.  DIketik dan dilengkapi materai sebayangak 2 lembar.
4. Fotokopi KTP orang tua WNI yang disahkan oleh pejabatyang berwenang (legalisir) sebanyak 2 lembar.
5. Fotocopy kutipan akte perkawinan / Buku Nikah atau kutipan akte perceraian atau akte kematian salah satu orang tua yang disahkan oleh pejabat yang berwenang (legalisir) sebanyak 2 lembar
6. Fotocopy passport anak yang telah disahkan oleh pejabat berwenang (legalisir) sebanyak 2 lembar.
7. Fotokopy Kartu Keluarga orang tua yang disahkan oleh pejabat yang berwenang (legalisir) sebanyak 2 lembar
8. Pas foto anak terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 7 lembar

Keterangan yang saya tulis dibawah ini, cuma hasil dari pengalaman kami pas mendaftar 3 bulan lalu yang mungkin berguna sebagai bahan pertimbangan atau buat siap-siap aja.  Pengalaman ini mungkin banget berbeda dengan pengalaman orang lain.  Jadi gak bisa dijadiin patokan yang pasti yaaach.... Just for sharing...

• Surat permohonan akan diberi oleh petugas Kanwil dengan biaya pengganti fotocopy Rp. 5000,- yang semuanya harus diisi dengan cara diketik kemudian dibubuhi materai.  Saran saya:  Supaya gak repot bolak balik ke Kanwil (bagi yang ngurus sendiri kayak saya yah, kalo pake agen ya yg repot agennya.. hehehe), apalagi di MT Haryono susah cari jasa pengetikan dan hasil fotocopy yang disediakan Kanwil kualitasnya jelek banget, mendingan disiapin aja sejak awal surat permohonannya lengkap dengan Materai.  Contoh surat Permohonannya ada banyak kok kalo di browsing.... atau hubungi saya ajah..  :D
• Buat anak anak yang lahir di luar negeri, jangan lupa menyiapkan terjelmahan dari Akte Kelahiran anak dan harus diterjemahkan oleh Penerjemah tersumpah dan distempel resmi.  Akte kelahiran luar negeri dilegalisir oleh Kedutaan Negara yang bersangkutan.  Atau kalo gak mau repot repot ke Kedutaan, bisa legalisir di Kanwil asal membawa Akte Kelahiran yang asli dengan biaya legalisir Rp. 100.000,-
• Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga bagi yang berdomisili di Jakarta dilegalisir di Kantor Kelurahan masing-masing.  Tapi buat yang di luar Jakarta kata petugas Kanwil legalisir dilakukan di Kantor Kecamatan.
• Fotocopy passport anak dilegalisir di Kedutaan negara yang bersangkutan atau di Kanwil dengan membawa passport asli dengan biaya legalisir Rp. 100.000,-
• Buku Nikah dilegalisir oleh Kanot KUA atau yang mengeluakan akte Nikah tersebut atau di Kanwil dengan membawa aslinya.  Biaya sama..  Rp. 100.000,-
• Beli Map untuk keperluan arsip Kanwil Rp. 50.000,-
• Biaya resmi pendaftaran WNI yang kata petugas Kanwil masuk ke kas negara adalah Rp.500.000,-  (disertai kuitansi) per anak.
• Tapi hati-hati dengan Biaya Operasional.  Yang ini udah pasti gak ada tanda terimanya dan jumlahnya bisa beda beda.  Pertama saya tanya berapa biaya pendaftaran WNI, petugas langsung menjawab 1 juta rupiah.  Untungnya saat itu selain saya ada 2 orang ibu lagi yang sama sama mendaftarkan kewarganegaraan buat anak anak meraka.  Setelah perundingan kilat dengan ibu-ibu tadi, akhirnya kita sepakat protes karena ternyata kita gak dapet harga yang sama.  Baru deh ketauan bahwa biayanya cuma Rp. 500.000 saja.   Biaya Operasional menurut mereka digunakan buat transport bolak balik ke Pengadilan dan Kantor Menteri yang katanya gak mungkin keluar dari kantong mereka (hmmmm.... bukannya mereka udah dgaji yaaah..!?).  Jadi, biaya ini harganya bisa beda beda, tergantung kita kasihnya berapa.  Sebagai patokan aja, waktu saya tanya jawabnya buat yang ngurus sendiri seperti saya biasanya antara 300 - 400 ribu, sedangkan yg melalui agen itu 500 - 600 ribu.  Terserah deh mau kasih berapa....  atau bermuka tebal dan menolak bayar...? hehehehe...
• Buat yang ker-KTP Jakarta, permohonan dilakukan di Kanwil yang di Cawang.  Sedang yang di luar Jakarta dilakukan di Kanwil daerah masing masing. Setingkat propinsi kali yah, saya gak tau pasti.  Tapi menurut petugas Kanwil kemaren, mereka bisa mengurus di Jakarta asal membayar ekstra 1 juta rupiah di luar biaya resmi.  Hmmm.. kayaknya bisa tawar-tawaran sih... cobain aja... hehehe
• Lamanya proses permohonan sampai keluar SK Menteri itu maksimal 3 bulan.  Buat Nasha, berkas permohonan masuk tanggal 10 Mei 2007. SK ditandatangai Meneri Hukham tanggal 19 Juni 2007.  Tapi baru tanggal 19 Juli 2007 pas abis adzan Subuh saya dapet SMS mesra dari petugas Kanwil : "SK Menteri sudah keluar, ibu bisa ambil hari ini tgl 19 Juli 2007 jam 10.00 - 14.00 WIB.  Jangan lupa bawa oleh oleh ya Bu.. hahaha.."

Dan... resmilah Nasha berhak menyandang staus Warga Negara Indonesia.

Nantikan selanjutnya posingan tentang Tata Cara Pencabutan KITAS dan Surat Affidavit di Kantor Imigrasi... hehehehe...

Ntar tapi.... kalo ada waktu ke warnet lagi.. :D